Bagi umat Muslim, sunat wajib hukumnya bagi anak laki-laki. Namun bagi komunitas non muslim, menurut sebuah survey, keputusan para orangtua menyunati anak laki-lakinya semata karena alasan kosmetik, atau kelumrahan saja.
Banyak yang menyatakan khitan penting bagi kesehatan, termasuk di AS. Bahkan American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan perlunya khitan bagi anak laki-laki. Namun nyatanya di AS, yang laju khitan setelah kelahiran bagi anak laki-laki mencatat rata-rata tertinggi, masih menjadi perdebatan perlu/tidaknya sunat.
“Di Amerika, kontroversi apakah khitan benar-benar dibutuhkan, masih berlangsung, kata Jack Sherman, M.D., associate chairman of pediatrics di Nassau County Medical Center in East Meadow, N.Y.
“Pada tahun 1971 dan 1975, AAP mengatakan hal itu tak diperlukan. Namun belakangan mereka mengamandemen kebijakan mereka. Pernyataan kebijakan AAP pada tahun 1999, didasarkan review data selama 40 tahun, mencatat bahwa khitan berpotensi mendatangkan manfaat secara medis. Nah.
Risiko utama yang dikaitkan dengan penis yang tak dikhitan adalah penile cancer, sebuah kondisi yang amat jarang, yang menimpa 10:1.000.000 pria Amerika setiap tahunnya. Di AS, pria yang tidak disunat terkena penyakit itu tiga kali lebih besar ketimbang mereka yang disunat.
Sementara itu studi bergulir kembali ke korelasi antara infeksi saluran kencing dan khitan. Mereka, para pakar, tampaknya belum sepakat mengenai foreskin (kulup/kulit khitan) yang diduga menjadi tempat penyakit menular seksual. Penelitian terbaru, yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, menemukan “tak ada perbedaan signifikan antara dikhitan dan yang tidak pada kemungkinan mereka tertular penyakit menular seksual. Nah, jadi kulup itu higienis apa tidak sih?
“Persepsi bahwa kulup tidak higienis itu mitos,” tegas George C. Denniston, M.D., presiden dari Doctors Opposing Circumcision yang berbasis di Seattle. “Kulup melindungi terhadap penyakit, bukan menyebabkan penyakit. Jika kulup tidak higienis, kelopak mata seharusnya juga dipertimbangkan tidak
Jadi sebenarnya apa yang hilang saat dikhitan? Selain kulit yang menyelubungi penis di bagian atas, juga dihilangkannya mukosa (bagian lemas dari kulup yang membentengi kepala penis yang memproduksi antibakteri yang tak berbau, sekresinya disebut smegma (baunya alami kok)
Yang juga disebut-sebut hilang saat khitan, menurut para penganut paham anti-khitan, adalah kepekaan seksual dalam jumlah signifikan. Pada 1987, seorang peneliti Kanada menemukan 12 pita yang berlokasi di puncak bagian dalam kulup, yang padat dengan syaraf yang sama dengan yang ditemukan di ujung jari.
Kepala penis memiliki reseptor serupa dengan corona, atau permukaan, meskipun kepala itu sendiri sedikit peka. Selama bersetubuh atau masturbasi, pita itu menyentuh corona, memercikkan resptor pada dua permukaan. Keseluruhan penis diciptakan sebagai sebuah media yang berhubungan dengan panca-indera untuk kesenangan seksual, seperti halnya vulva pada perempuan.
Namun sejumlah urolog, melaporkan hal berbeda. “Kami sudah lakukan ratusan khitan pada pria dewasa dalam 20 tahun dan tak pernah mendapat komplain mengenai kurangnya kepekaan (seksual), kata Larry Lipshultz, M.D dari Baylor College of Medicine.
Meski masih ada pro-kontra mengenai manfaat khitan, namun sebagian pria memilih merelakan adik kecilnya dikhitan. Tampaknya kok normalnya begitu ya. Aneh saja kalau nggak. Lagian itu kan nggak menghilangkan faktor kejantanan, kata Andri (23, bukan nama sebenarnya) saat saya kontak untuk dimintai pendapat.
Hmmm, memang yang tidak disunat bentuknya seperti apa? Ih
sumber: hanyawanita.com