Pengalamanku Betemu Syekh Usamah bin Ladin

Inilah kisah seorang ikhwan yang berjihad di bumi Afghanistan dan mendapatkan kesempatan langka bertemu langsung dan bertatap muka dengan Syekh Usamah bin Ladin. Seperti apa Syekh Usamah bin Ladin ketika berada di bumi jihad ? Bagaimana akhlak dan perilaku beliau ? Berikut penuturannya…!

Di Medan Pertempuran

Ada beberapa jabhah (front) yang pernah saya terjuni dan adapula beberapa kali operasi perang yang saya ikuti, tetapi rasanya tidak ada faedahnya sama sekali jika saya ceritakan disini, terutama bagi saya sendiri.

Saya disini hanya akan menceritakan sedikit kenangan manis saya, semasa di Front Joji Paktia Afghanistan, terutama perjumpaanku dan perkenalanku dengan Asy-Syekh Usamah bin Ladin rhm pada sekitar pertengahan tahun 1987.

Joji adalah suatu tempat pegunungan atau perbukitan yang letaknya di wilayah Paktia, wilayah bagian selatan Afghanistan, perbatasan dengan wilayah Pakistan tempatnya sangat indah dibandingkan dengan
tempat-tempat lain yang pernah saya kunjungi karena dipenuhi dengan pepohonan sejenis cemara atau pinus, sedang di tempat lain hanya terlihat bebatuan belaka, tempatnya sangat dingin lagi sejuk, jika datang musim dingin saljunya tinggi bisa mencapai dua meter atau lebih.

Pegunungan dan perbukitan ini sangat strategis baik untuk pertahanan maupun penyerangan bagi kedua belah pihak baik bagi mujahidin maupun bagi pasukan kafir komunis Rusia.

Strategis bagi mujahidin karena ia merupakan pintu masuk utama untuk pengiriman logistik, amunisi, pasukan dan sebagainya dan sangat strategis untuk penyerangan sebab tempatnya tinggi, sangat membantu para mujahidin untuk menyerang tempat-tempat di sekitarnya yang belum dikuasai baik dengan pasukan infantri maupun artilerinya.

Adapun bagi tentara kafir komunis Rusia, tempat ini sangat berharga lagi mahal, mereka siap membeli tempat ini seandainya dijual dengan berapapun bayarannya, sebab dengan menguasai Joji, akan dapat mengunci mati pergerakan mujahidin di daerah ini, dengan kata lain, mujahidin tidak bisa memasuki wilayah Afghan, jika hendak memasuki akan dengan mudah disekat dan dipatahkan, maka dengan terpaksa mujahidin akan meletakkan basenya di daerah wilayah Pakistan.

Jika para mujahidin tidak dapat memasuki wialyah Afghanistan, maka mereka tidak dapat melancarkan serangan, khususnya dengan
senjata-senjata Artilery, sebab serangan tidak mungkin dilancarkan dari negeri tetangga, sebab ketika itu tentunya sangat sensitif sekali disamping menjaga hubungan saudara sesama muslim dengan Pakistan terutama dengan Almarhum Dhiya-Ul-Haq selaku Presiden Pakistan pada saat itu dan pada saat itu boleh dikata beliau adalah bapak asuh para Mujahidin.

Karena begitu strategisnya Joji bagi kedua belah pihak yang sedang bertempur, maka tempat ini sering sekali menjadi ajang pertempuran baik daratnya maupun udaranya, hingga dikuasai oleh mujahidin sepenuhnya dan menjadi aman dari serangan musuh karena tempat-tempat lain di sekitarnya telah dapat ditaklukan semuanya kalau tidak salah pada akhir 1987 atau awal 1988-an.

Di medan Joji juga terkenal dengan bunker-bunkernya (rumah bawah tanah) hampir seluruh mujahidin yang berada di front tersebut, camp mereka berada di dalam tanah, ada satu terowongan raksasa di bawah gunung yang dibuat oleh Mujahidin yang mana ribuan senjata bisa masuk bahkan berpuluh-puluh kendaraan berat bisa sampai di dalamnya.

Bertemu Syekh Usamah bin Ladin

Ikhwah mujahidin Arab mencatat sejarah rekor yang gemilang dalam peperangan Afghanistan dari melawan tentara kafir beruang merah dan bonekanya, kemudian memerangi kaum bughot dan munafikin hingga perang melawan tentara Salibis kafir yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Sungguh jasa mereka besar sekali dalam membangun jabhah (front pertempuran) dan pertahanan di Joji, mereka membuat bunker-bunker dan trenche-trenche (parit perlindungan), bekerjasama dengan
tandzhim-tandzhim Mujahidin Afghanistan terutama dengan Ittihad Al-Islamyyah yang dipimpin oleh Asy-Syekh AbdurRabbi Rasul Sayyaf pada saat itu, mereka tidak hanya berjasa dalam menyediakan fasilitas bahkan dalam setiap penyerangan ditempat tersebut, merekalah yang menjadi ujung tombaknya.

Hampir setiap petahanan terdepan Joji yang berdekatan dengan musuh diduduki oleh Ikhwah Arab ada satu-dua camp yang diduduki oleh mujahidin Afghanistan termasuk dari tandzhim Hizbul Islam pimpinan Al-Muhandis Ghulbuddin Hikmatyar, mereka berhasil menggali trenches dan membuat bunker di daerah paling depan yang menjorok ke daerah musuh, di daerah dan tempat ini mereka namakan “Ma’sadah” (tempat berkumpulnya para singa), maksudnya tempat berkumpulnya para mujahidin yang senantiasa siap menerkam dan mengganyang musuh-musuhnya, di tempat inilah Asy-Syekh Usamah bin Ladin hfz berada, beliau adalah komandan umum bagi seluruh mujahidin Arab yang ada di tempat itu, beliaulah yang memimpin pertempuran secara langsung.

Di ma’sadah inilah saya diperkenalkan oleh Allah swt dengan beliau yaitu di sebuah bunker bawah tanah yang tertutup dengan salju yang sangat tebal dalam keadaan gelap gulita hanya ada pelita kecil yang menyinarinya.

Semula saya tidak menyangka sama sekali kalau beliau itu Asy-Syekh Usamah bin Ladin, karena sebelumnya saya belum mengenali secara pasti atau dari dekat, memang saya pernah melihat sekilas saja lagi pula hanya dari kejauhan, disamping itu saya tidak mendengar seorangpun dari ikhwah Arab yang memanggil beliau dengan namanya pada saat itu, semuanya memanggil dengan nama Kuniyah yaitu : Abu Abdullah, sedangkan pada begitu banyaknya nama kuniyah dengan nama depan Abu, termasuk Abu Abdullah.

Tetapi alhamdulillah ada salah seorang mujahid Arab pelan-pelan membisikkan di telinga saya, katanya : “Ta’rif Anta ya Akhi?” (Kenalkah anda wahai saudaraku?), sayapun bertanya kembali, “Maaza?” (Apa?), Akhi itu mengatakan, “Haaza…Huwa Asy-Syekh Usamah Ibnu Ladin.” Saya ketika itu merasa kurang percaya, lalu akh tersebut menambahkan “Uqsimu Billah” (Saya bersumpah demi Allah), begitulah kebiasaan orang Arab untuk mempercayai apa yang disampaikan.

Dengan informasi ini saya tidak menyia-nyiakan kesempatan dan peluang yang berharga ini, sayapun mulai memperkenalkan nama kuniah saya kepada beliau dengan tambahan ucapan-ucapan yang bersifat familier seperti : “Kaifa Hallukum?”, “Kaifa Shihatukum”, “Kaifa Akhbarukum?” (bagaimana keadaanmu, kesehatanmu, berita-beritamu), maka beliaupun menanggapi dengan senyum dan pandangan matanya yang khas sambil bertanya juga, “Kaifa Hallukum?”, “Kaifa Shihatukum”, “Kaifa Akhbarukum?

Hanya sebatas inilah perkenalanku dengan beliau, memang begitulah adab-adab perkenalan yang biasa dilakukan oleh mujahidin,
masing-masing menjaga kerahasiaan satu dengan yang lain, sehingga satu sama lain saling tidak mengenali berasal dari negara mana ia datang, paling-paling sebatas terka-menerka, kecuali orang-orang tertentu saja yang mengetahui, jadi tidak ada seorang mujahidpun yang menyibukkan diri dengan bertanya, misalnya, Anda dari mana?, dengan siapa? Naik apa? dan lain sebagainya.

Biasanya orang yang menyibukkan diri dengan hal ini adalah para intel yang ditugaskan meskipun tidak semuanya, ada juga yang karena kebiasaan dan pembawaan sehingga sukar merubahnya, biasanya kalau ternyata dia seorang intel atau munafikin yang ditugaskan, pasti tidak betah untuk tinggal lama berada di Front bahkan ada juga yang baru satu atau dua hari, karena serangan bom musuh yang bertubi-tubi dia seperti cacing kepanasan ingin kembali ke negerinya atau ke tempat yang aman, bahkan ada yang akhirnya mengaku bahwa sebenarnya dirinya itu adalah seorang intel sembari merajuk dengan penuh kehinaan.

Dari masa-ke masa dari waktu-ke waktu dari hari-kehari saya dengan diam-diam memperhatikan kepribadian beliau sebab pada saat itu saya punya satu keyakinan bahwa Allah swt telah memberkati umur saya dengan dipertemukan bersama sosok hamba Allah yang memiliki keutamaan, dengan kelebihan yang tidak diberikan kepada yang lainnya.

Jika melihat beliau seolah-olah saya dipertemukan dengan salah seorang sahabat Nabi saw, yaitu Utsman bin Affan r.a atau Abdurrahman bin Auf, r.a karena pada beliau-beliau r.a ada salah satu sifat yang
menyamainya, yaitu terjun ke medan perang dengan harta dan jiwanya.

Asy-Syekh Usamah bin Ladin hfz, sebagaimana yang telah dimaklumi umum bahwa beliau adalah seseorang yang boleh dikatakan bukan hanya sebagai millioner saja tetapi billioner atau lebih dari itu, namun beliau tidak menggunakan kekayaannya seperti kebiasaan orang kaya menggunakan hartanya, malah beliau terjun ke medan perang dnegan harta dan jiwanya dan siap hidup zuhud di medan perang sebagaimana mujahidin yang lain, maka ketika itu bisikan hati saya mengatakan orang seperti ini bukan mansuia sembarangan belum tentu dalam jutaan manusia ada satu orang dan sayapun hingga hari ini belum menemukan orang yang menyamainya.

Memang ada satu tabiat pada diri saya mudah-mudahan tabiat ini baik menurut Allah swt yaitu, saya dengan hamba allah yang punya kelebihan dan keutamaan, khususnya dalam urusan dien, meskipun orang tersebut dalam pandangan orang lain tidak ada kedudukan apa-apa bahkan dipandang remeh, sebab sangat sulit untuk mencari seseorang yang mempunyai satu kelebihan kemudian dengan kelebihannya itu berperan penting dalam suatu program yang sesuai sehinga dengan kehadirannya menambah kemajuan besar bagi Isalm dan kaum muslimin.

Rasulullah saw bersabda :

“Manusia itu bagaikan unta, dalam seratus unta anda tidak mendapati satu ekorpun darinya yang bisa dijadikan tunggangan yang baik.”

Maka kalau kita perhatikan sepanjang sejarah perjalanan manusia sebenarnya tidak banyak orang-orang yang diberi kelebihan oleh Allah swt. Manusia yang dipilih menjadi Rasul-Nya hanya 25 orang saja, Ash-Shodiqin, Asy-Syuhada’, Ash-Sholihihnnyapun terbatas jika dibandingkan dengan jumlah mayoritasnya.

Ulama’ fuqoha’, pakar-pakar tafsir (mufassirin) dari zaman sahabat r.a, hingga tabi’ut-tabi’in pun sangat terbatas, perawi-perawi hadits khususnya yang bertitel mukhorrij hanya beberapa orang saja, tidak sampai seratus jumlahnya.

Bersambung…

Ayat-Ayat Jihad Perintah Perang, Ayat-Ayat Cinta Perintah Poligami

Ayat-ayat Jihad adalah ayat-ayat dalam Alquran yg berisi anjuran untuk berperang melawan musuh-musuh Islam.
Bagi musuh-musuh Islam sangat takut dan gentar jika umat Islam mengamalkan ayat-ayat ini.
Maka itu musuh-musuh Islam melakukan segala cara agar umat Islam tidak mau mengamalkannya lagi dan menganggap perintah jihad itu salah dan dianggap sudah tidak berlaku lagi.
Inilah image yang terus ditanamkan kepada umat Islam sampai hari kiamat nanti. Seperti juga ayat tentang poligami yang dianggap merendahkan kaum wanita, ayat jihad dianggap melanggar ham dan tidak
berperikemanusiaan.
Hati-hati musuh Islam memang tidak bisa menghapus ayat-ayat dalam alquran tapi mereka bisa menghapusnya dari hati umat Islam.

TANTANGAN LUAR DALAM BAGI JAMA’AH TABLIGH

Usaha untuk mencari pahala yang besar dengan jalan mengajak manusia ke jalan yang lurus, tidak selamanya berjalan mulus. Tantangan tidak hanya datang dari dalam diri, tapi juga orang lain. Bahkan untuk usaha dakwah Islam seperti yang dilakoni Jamaah Tabligh (JT), tantangan bahkan datang dari organisasi dan pengajian Islam lainnya. Sementara dari keluarga, terkadang masalah istri, mertua dan lainnya dapat menghambat langkah perjuangan.

Dari beberapa literatur yang ada, diketahui kalau Jamaah Tabligh adalah satu gerakan dakwah Islamiyah yang terbuka dan sangat dinamis. Mereka mengambil pedoman utamanya adalah Alquran, Assunnah, hayatush shahabah dan ijma para ulama. Basis gerakan JT ada di masjid dan alur pergerakannya dari masjid ke masjid di seluruh pelosok dunia.

Adapun konsep utama gerakannya adalah hijrah (khuruj) dan nushrah dengan harta dan diri sendiri. Alat bantu dalam memahami dan melakukan dakwah adalah 6 kualitas sahabat Rasulullah dan tempat utama untuk proses pembelajarannya adalah India, Pakistan dan Bangladesh.

Mulanya, gerakan yang bermula dari India ini, tidak memiliki nama. Namun karena kerja mereka menyampaikan agama dan mengajak orang-orang untuk kembali ke jalan Allah SWT, mereka akhirnya digelari dengan sebutan Jamaah Tabligh.

Pelopor dari gerakan dakwah ini adalah syeikh Muhammad Ilyas Kandahlawi (1303-1364 H) dari India. Ia sangat menekankan dakwah secara praktis untuk membangkitkan kesadaran, kepahaman, kemampuan dan kekuatan setiap muslim dalam mengamalkan agama dengan cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

JT terbuka bagi semua mahzab, golongan dan aliran dalam Islam. Dikatakan sangat dinamis, karena mobilitasnya yang tinggi, kuat dan menembus hingga ke ujung-ujung dunia. Sebagaimana diakui oleh ulama-ulama dunia yang jujur, JT obyektif dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik atau golongan.

Mereka juga tidak membeda-bedakan masjid sebagai tempat ibadah. Pengikut JT shalat di mana azan dikumandangkan, tidak peduli itu masjid atau musalla punya siapa. Mereka berjuang menyebarkan cahaya kebaikan, sebagaimana kaum muhajirin melakukannya pada periode Mekkah dan Madinah dan kaum anshor pada periode Madinah.

JT dalam bersikap, berpedoman pada 6 kualitas (atau enam sifat) sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Enam sifat itu adalah La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, sholat khusyu’ wal khudu, ilmu ma’a dzikir, ikramul muslimin, ikhlasun niyah dan da’wah wat tabligh.

Dipilihnya tiga negara, India, Pakistan dan Bangladesh sebagai tempat belajar agama, karena di tiga negara ini memiliki suasana berbeda. Hingga saat ini, mayoritas penduduk India adalah kaum penyembah banyak tuhan. Sementara mayoritas penduduk Pakistan adalah kaum muslimin dengan bermacam-macam golongan. Sedangkan mayoritas penduduk Bangladesh adalah kaum fakirin dan masakin. Ketiganya mewakili suasana yang dapat menguatkan iman-yakin yang justru sangat diperlukan oleh para da’i dikalangan JT.

Untuk menghalangi gerak JT di suatu daerah, tidak jarang ada pengurus masjid yang menggembok masjid yang seharusnya terbuka untuk siapa saja. Alasannya, masjid tidak boleh dijadikan tempat menginap atau tidur. Secara tidak langsung, pengurus masjid ini menyuruh JT bermalam di hotel. Entah apa yang terjadi, jika ini dituruti. Cemoohan akan meningkat, tentu dengan tuduhan JT memperbaiki dirinya dengan cara bersenang-senang di hotel.

Tudingan buat JT lainnya, terkait dengan hadis-hadis yang mereka amalkan. Tuduhan JT mengambil hadist dhaif yang mana juga diriwatkan oleh banyak ulama, menjadi senjata tajam para ustad pembenci sesama Muslim, kala berceramah di masjid. Mereka sedikitpun tidak mau berargumen, akan baik buruknya hadis yang diperdebatkan.

Tidak bisa ditutupi, bahwa di kalangan JT memang banyak preman yang berhasil ditobatkan. Di antara mereka ada yang kebiasaannya sebelum masuk JT malas bersih-bersih. Gigi mereka kuning, badannya dekil, bajunya kumal, gondrong dan sebagainya. Kepada mereka ini, dijadikan pembenci JT sebagai senjata ampuh untuk menuduh JT sebagai manusia jorok.

Mereka ini tentunya butuh waktu untuk memahami hadis mengenai kebersihan dan keindahan. Bagi kalangan JT sendiri, tidak terlalu dipermasalahkan, asal mereka telah kembali ke jalan Islam. Biasanya, kebisaan buruk anggotanya, diajari dengan cara yang hasan dan perlahan-lahan, sehingga nantinya bisa bersih iman luar dan dalam.

JT juga sering dituding tidak bertanggung jawab pada keluarga. Di mana beberapa kasus menunjukkan, ada anggota JT yang menelantarkan keluarganya karena terlalu bersemangat dalam berdakwah. Orang ini lolos, karena pemimpin rombongan yang tidak arif. Padahal dalam JT, jemaah yang inging khuruj (pergi berdakwah), harus memiliki kecukupan uang untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga. Karena itu, mereka senantiasa disarankan untuk menabung.

Entah apa jadinya, jika orang-orang yang sinis dengan masalah meninggalkan anak istri ini, disodorkan kepadanya kisah Ibrahim dan istrinya Siti Hajar. Ia ditinggalkan Ibrahim AS, di tengah padang tandus, gersang, tidak ada perlindungan dan makan sedikitpun. Siti Hajar lebih menderita, dibanding istri orang JT yang ditinggalkan tanpa bekal. Mereka tinggal di keramaian dan akses mendapat air mudah pula. Sungguh para penuduh, telah membutakan mata dan hatinya dengan kisah ini.

Sungguhpun berbagai tantangan datang menghampiri JT, baik dari kalangan umat Islam dan luar Islam, jemaah ini sukses dan eksis di semua negara. Keberadaannya banyak dicemburui oleh organisasi dan perkumpulan Islam lainnya. Maklum saja, JT berjuang untuk agama dengan harta dan dirinya, alias tidak setengah-setengah. Sementara yang lain, kalau mau berdakwah, menampungkan tangan dulu untuk meminta biaya.

Banyak cara yang telah dilakuan pemerintah Amerika untuk membungkam gerak laju JT di Amerika. Mereka terakhir membawa isu terorisme, untuk menghalangi masuknya jemaah dakwah JT. Mereka tidak punya alasan menangkap jemaah, karena hanya berbekal kompor dan peralatan makan seadanya.

JT telah berhasil menembus dunia, dengan keberhasilannya menyadarkan banyak orang dalam kebenaran. Tidak doktrinisasi dalam JT, kecuali kesatuan tekad untuk berdakwah sampai ke ujung dunia hingga ajal menjemput. Mereka malah menyarankan warga yang telah mengikuti dakwah bersama mereka, untuk mempelajari ilmu fiqih, tajwid dan ilmu-ilmu Islam lainnya ke ulama yang lebih kompeten.

Sementara saat mereka berkumpul dalam markas, mereka diminta menanggalkan baju organisasi, pangkat, jabatan, partai politik dan lainnya. Pikiran harus fokus pada daerah sasaran dakwah dan pembicaraan harus menghindari khilafiyah dan politik. Namun tidak berarti mereka dilarang berpolitik atau berdiskusi. Jika sudah selesai dalam pertemuan, mereka bebas beraktivitas apa saja. Bagi yang suka politik, silahkan berkecimpung dengan dunia politik dan lainnya.

Bagi semua jemaah ditekankan, bahwa kumpulan JT hanya sebagai tempat memperbaiki diri. Mereka juga diminta menyampaikan pada saudara Muslim lainnya, akan pentingnya memperbaiki diri sendiri dan juga orang lain. Mereka juga terbuka terhadap nasehat yang baik. Dan satu hal yang disalutkan, mereka tidak membalas hinaan orang dengan hinaan pula. Mungkin inilah kunci sukses keberadaan mereka, sehingga akhirnya mendunia. Usaha yang ikhlas, tanpa mengharap publikasi, pujian ataupun sanjungan dari orang-orang.

sumber:http://hendrinova.wordpress.com

KISAH NYATA HABIS “ML” LANGSUNG JIHAD

Ini adalah kisah nyata seorang pemuda yang baru melakukan pernikahan dan di malam pertama terjadi peperangan…. demi membela agamanya maka dia rela meninggalkan istrinya dan langsung berjihad ke medan perang…

Siapakah pemuda itu…???

Salah seorang sahabat serta jurutulis Rasulullah SAW yang terkenal ialah Abu Hanzalah bin Ar Rabie. Ketika peperangan Uhud meletus beliau baru saja dinikahkan. Oleh karena itu Rasulullah mengecualikan beliau dari turut serta ke medan peperangan. Inilah cara Rasulullah untuk merayakan kebahagiaan sahabat baginda.

Namun ketika Hanzalah terjaga dari tidurnya, beliau mendengar gendang perang dibunyikan begitu kuat sekali. Melalui seorang sahabatnya beliau mendapat berita bahwa tentera Islam mendapat tantangan yang hebat. dan dalam keadaan terlalu genting.

Tanpa membuang waktulagi Hanzalah lalu memakai pakaian perang lalu mengambil pedang. Dia menuju ke medan tempur tanpa sempat mandi junub.

Maka terjadilah pertempuran hebat sehingga banyak dari pihak Islam yang gugur syahid. Pihak musuh telah menyerang dari belakang. Akhirnya Hanzalah turut menjadi korban dalam keadaan sedang junub.

maka Rasulullah SAW pun melihat mayat Hanzalah dimandikan oleh para malaikat seperti mana tercantum dalam sabdanya: “Aku melihat diantara langit dan bumi para malaikat memandikan mayat Hanzalah dengan air dari awan di dalam bejana perak.”

Para sahabat tercengang-cengang mendengar ini. Salah seorang dari mereka, Abu Said Saidi lalu pergi melihat mayat Hanzalah. Wajah Hanzalah kelihatan tenang. Dari rambutnya kelihatan titisan air berlinangan turun. Sungguh beruntung Hanzalah mendapat layanan yang begitu istimewa dari malaikat. Tidak pernah terjadi dalam sejarah seorang syahid dimandikan dengan cara yang luarbiasa ini. Malahan matinya sebagai syuhada menjadikan ia sebagai penghuni syurga tanpa dihisab.

subhanallah…

Pro Kontra Eksekusi Mati Amrozi CS

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 142 yang artinya:

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.

[232] Jihad dapat berarti: 1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam; 2. memerangi hawa nafsu; 3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak.

Apakah memang benar Amrozi CS itu mujahidin atau akan mati sahid dan masuk Surga. Hanya Allah saja yang maha tahu dan kita sebagai manusia tidak berhak untuk menghakimi mereka.
Sebagai manusia biasa Allah menghendaki agar kita berharap akan keridoan dan surganya Allah dan takut dan cemas akan siksa dan azab serta murka Nya Allah SWT. Jka ada dua perasaan ini dihati kita maka Allah yang akan menyelamatkan kita.

Sebagai manusia biasa kita tidak boleh merasa bahwa kita sudah menjadi ahli surga… apabila ada perasaan itu dihati kita. Itu merupakan penyakit yang perlu diwaspadai.

Masalah pro dan kontra eksekusi mati Amrozi CS, sudah dijawab Allah dalam ayat al Qur’an diatas. Kita tidak berhak mencampuri urusan yang sudah menjadi hak mutlak Allah SWT. Pengertian jihad juga ada di tafsir Al Qur’an. kita bisa menilai diri kita sendiri apakah kita sudah berjihad atau belum. Hukukm di dunia ini memang jarang ada yang memberikan keadilan. Di dunia ini yang ada hanya pengadilan sedangkan keadilan belum tentu ada.
Jika para petugas yang telah diberi wewenang dan telah disumpah atas nama Allah dan di bawah kitab suci Al’Qur’an, sedangkan mereka tidak bisa melaksanakannya dengan baik maka hanya Allah saja yang bisa menghukumnya.
Allah berfirman dalam surat An Nahal ayat 91 yang artinya:

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.