Inilah Hukuman Mati Paling Sadis Bagi Pemerkosa

INILAH keadilan bergaya Yaman yang diberlakukan terhadap pelaku kriminal. Pria pelaku kriminal ini dituduh memperkosa dan membunuh seorang anak laki-laki berusia 11 tahun.

Pria bernama Yehya Hussein al-Raghwah tersebut diarak di sepanjang jalan kota kelahirannya sebelum ditembak mati oleh seorang pelaku eksekusi di hadapan ribuan orang. Dalam peristiwa menegangkan itu, kerumunan orang yang menyaksikan eksekusi bersorak sekaligus meneriakkan kecaman terhadap Yehya.

Peristiwa kejahatan ini berawal saat seorang bocah bernama Hamdi al-Kabas mendatangi lokasi pangkas rambut Yehya selama berlangsung perayaan Idul Adha, Desember tahun lalu. Setelah secara brutal menganiayanya, pelaku pedofil itu mencincang tubuh Hamdi serta membuangnya di luar ibu kota Sana’a.

Vonis hukuman mati dijatuhi oleh pengadilan terhadap Yehya sebulan kemudian setelah ia belakangan mengakui perbuatannya. Gambar eksekusi hukuman mati yang cukup mendebarkan ini dirilis seusai eksekusi kemarin.

Yehya yang mengenakan jubah putih digiring keluar penjara pusat di Sana’a dengan tangan terborgol. Ketakutan terlihat di wajahnya saat Yehya dikelilingi oleh sekelompok tentara yang mengiringnya ke bentangan kain berwarna merah tempat eksekusi hukuman mati.

Yehya diizinkan menaikkan doa terakhir sebelum jubahnya dikoyakkan dan wajahnya ditelungkupkan ke bawah. Saat terakhir kalinya polisi membacakan vonis hukuman terhadap Yehya, seorang dokter mengamati proses eksekusi di tengah kerumunan orang, termasuk anak-anak, yang beberapa di antaranya berteriak mencerca Yehya dan beberapa lainnya mengepalkan tangan ke udara.

Beberapa orang di antara kerumunan pengunjung tak ingin melepaskan detik-detik terakhir momen tersebut dengan mengabadikannya lewat kamera ponsel mereka. Seorang tentara mengarahkan senapan mesinnya ke tengkuk leher pemangkas rambut itu dan hanya dalam hitungan detik saja berakhir sudahlah eksekusi hukuman mati.

Dugaan pelanggaran HAM

Eksekusi hukuman mati terhadap Yehya merupakan eksekusi kesembilan yang telah berlangsung di Yaman dalam tahun ini. Menurut Amnesty International, Yaman adalah salah satu dari 59 negara yang masih mendukung penuh hukuman mati.

Amnesty International mencatat, Yaman telah mengeksekusi hukuman mati terhadap 13 orang tahun lalu. Namun, karena tidak ada data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Yaman, jumlah mereka yang terkena hukuman mati bisa lebih besar dari data yang ada.

Eksekusi hukuman mati di Yaman diberlakukan terhadap aksi kriminal disertai kekerasan dan tanpa kekerasan termasuk perzinahan maupun murtad. Hukuman mati pada masa lalu di negara itu dijalankan oleh sekelompok penembak, tetapi beberapa tahun terakhir laporan yang beredar menyebutkan, eksekusi dilaksanakan dengan merajam atau memenggal kepala terpidana.

Dijalankannya hukuman agama secara ketat di negara padang gurun itu menorehkan keprihatinan tersendiri dalam catatan hak asasi manusia. Sampai saat ini, masih belum diketahui apakah Yehya telah menjalani persidangan yang adil terhadap dirinya.

sumber:
http://www.banjarmasinpost.co.id/

Misteri Makam Michael Jackson

Setelah penghormatan terakhir untuk Michael Jackson di Staples Center, Los Angeles, berakhir, kini penggemar Jackson menghadapi misteri baru mengenai lokasi makam Jackson. Hingga Rabu (8/7), keluarga tak bersedia mengungkapkan informasi ini.

Sejumlah media lokal melaporkan peti jenazah Jackson itu ternyata tak kembali ke rumah duka Hollywood Hills. Karena tak jelas, banyak pihak yang kemudian yakin Jackson akan dimakamkan di Neverland Ranch.

Setelah prosesi di Staples Center, semua anggota keluarga Jackson menuju ke hotel berbintang lima Beverly Hills untuk makan siang. Namun, sampai saat ini media massa tak tahu dibawa ke mana peti jenazah Jackson yang terbuat dari emas 14 karat itu.

Banyak spekulasi beredar, termasuk lokasi makam Jackson di Forest Lawn yang menjadi lokasi makam bagi sejumlah aktor, musisi, dan tokoh terkenal, seperti Bette Davis dan Andy Gibb. Sebagian orang yakin Jackson dimakamkan di pemakaman Forest Lawn karena neneknya, Martha Bridges, juga dimakamkan di sana, yang memiliki pemandangan San Fransisco Valley serta dekat studio Warner Bros dan Walt Disney.

Pekan lalu keluarga Jackson mengutarakan rencana menggelar ”rumah terbuka” bagi yang ingin melihat jenazah Jackson di kediamannya. Namun, keluarga Jackson belum memutuskan hal itu. Dalam wawancara dengan televisi NBC, Jermaine Jackson menyebutkan, Neverland akan menjadi peristirahatan terakhir bagi adiknya. ”Ini rumah yang ia bangun. Kenapa ia tidak dimakamkan di sini saja. Saya merasa ia masih di sini. Michael membangun rumah ini dengan penuh cinta. Anda bisa merasakannya,” ujarnya.

Penyebab kematian

Surat kematian Jackson sudah diterbitkan, tetapi tidak tertulis penyebab kematiannya. Pasalnya, sampai saat ini penyelidik masih menganalisis otak Jackson. Wakil Kepala Koroner Ed Winter menyebutkan, otak Jackson atau setidaknya sebagian kecil dari otak Jackson masih disimpan penyelidik dan akan dikembalikan ke keluarga Jackson setelah pemeriksaan saraf usai.

Winter mengakui tidak lazim menyimpan otak atau sampel dari otak seperti itu. Biasanya pihak keluarga menunda pemakaman hingga sampel itu dikembalikan. ”Sejauh yang saya tahu, keluarga Jackson belum berencana memakamkan jenazah Jackson,” kata Winter. Dalam surat kematian itu tidak disebutkan rencana lokasi pemakaman Jackson. (REUTERS/AFP/AP/LUK)